Kata per kata dalam puisi dan kalimat-kalimat yang digabungkan dalam buku ini tertulis saat dimana realitas kehidupan menjebak dalam ruang lingkup asmara. Tertuanglah segala keluh kesah dalam setiap puisi yang ditulis untuk menjelaskan keadaan hati pada waktunya. Puisi adalah seni menumpahkan perasaan dengan diksi yang manis walaupun bermakna pahit.
“Sampai Purnama Bosan” menjadi diksi dalam semua puisi yang di gabung menjadi buku selama 5 tahun berjalan. Dari catatan-catatan kecil yang tidak beraturan ditambah keinginan untuk menjadikan suatu karya yang bisa menjadikan motivasi ataupun sekedar menemani para pembaca untuk kembali merenungi keadaan.
Dan menulispun rasa-rasanya mengasyikan, denganya menulis kita dituntut secara tidak langsung untuk membaca dan akan terus seperti itu keadaannya, jika Pramoedya Ananta Toer pernah berkata menulis adalah suatu pekerjaan untuk keabadian dan saya sendiri ingin bekerja untuknya, bukan maksud abadi terkenal dan hidup menghidupi tujuh turunan.
Tapi lebih dari itu abadi dengan kata lain kita pernah memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan, dan mungkin lebih dari itu, dan dari menulis puisi kita bisa merasakan keabadian itu lewat dunia puisi itu sendiri.
